Ketua Umum Pimpinan Pusat Al Irsyad Dr. H. Faisol Nasar Bin Madhi, M.A pada Muktamar Al Irsyad Al Islamiyyah Ke - 41 (Dok Muktamar Al Irsyad Ke -41)
PURWOKERTO - Sambutan Ketua Umum Pimpinan Pusat Al Irsyad Dr. H. Faisol Nasar Bin Madhi, M.A pada pembukaan Muktamar Al Irsyad Al Islamiyyah Ke -41 yang di hadirii akil Presiden Republik Indonesia, Prof. DR. Kyai Haji Ma’ruf Amin di Java Heritage, Purwokerto Kabupaten Banyumas Jawa tengah, Rabu (23/11/2022).
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Yang saya hormati dan saya banggakan, Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. DR. Kyai Haji Ma’ruf Amin dan ibu
Yang terhormat Gubernur Jawa Tengah, Bapak Ganjar Pranowo beserta ibu
Yang terhormat Pangdam Diponegoro
Yang terhormat Kapolda Jawa Tengah
Yang terhormat Penjabat Bupati Banyumas, Penjabat Bupati Purbalingga
Kepada Bapak Prof. DR. Kyai Haji Ma’ruf Amin, sebagai Ketua Umum Al Irsyad, saya mengucapkan penghargaan setinggi-tingginya di tengah kesibukan Kyai, masih menyempatkan hadir dalam Muktamar Al Irsyad. Dari Pontianak langsung ke Purwokerto, khusus untuk menghadiri Muktamar Al Irsyad, sungguh merupakan kebanggaan bagi Al Irsyad
Al Irsyad sebagai organisasi dakwah pada saat bermuktamar ini sudah berusia 108 tahun, sebuah usia yang bisa disebut matang. Dan sejak awal berdiri Al Irsyad senantiasa terlibat secara konsisten dalam problem-problem keumatan, sejak pra kemerdekaan, kemerdekaan, hingga saat ini. Paska kemerdekaan banyak kader-kader Al Irsyad yang aktif duduk di pemerintahan. Meski demikian, sebagai organisasi dakwah, Al Irsyad tetap konsisten tidak terlibat dalam politik praktis, karena politik Al Irsyad adalah politik peradaban, politik kebangsaan. Sikap politik Al Irsyad itu tidak terlepas dari manhaj dakwah Al Irsyad, yaitu mengikuti manhaj washati, atau madzhab moderasi, dalam dakwahnya mengutamakan hikmah, menjauhkan diri dari sikap-sikap tatharuf, tasyaddud, dan takfiri, karena Al Irsyad menginsyafi posisinya sebagai khadimul ummah dan shadiqul hukumah atau syarikul hukumah.
Dalam usia 108 tahun mengabdi pada bangsa dan negara, Al Irsyad mengalami dinamika pasang dan surut. Saat pasang Al Irsyad menjadi inspirasi kebangsaan, saat surut Al Irsyad memperdalam pemahaman keislaman dan keindonesiaannya. Sehingga tak peduli pasang maupun surut, kiprat Al Irsyad tak pernah menyusut.
Al Irsyad memahami dinamika kebangsaan, sejak era kolonial hingga era milineal, terjadi perubahan peradaban, dari peradaban agraris hingga peradaban otomatis. Dan saat ini, kita berada di era digital, sebuah era yang ditandai dengan revolusi wifi hingga mengubah pola pikir dan pola perilaku manusia dan masyarakat. Era ini juga ditandai dengan kecepatan informasi, kecepatan perubahan atau disruption, perilaku industri yang berubah, termasuk pola sosial yang juga berubah sehingga ruang-ruang relasi sosial yang harmoni bergeser ke arah indidual yang terisolasi.
Di tengah kondisi seperti disebut di atas, Al Irsyad mengadakan Muktamar ke 41 di Purwokerto. Insyaallah muktamar ini akan menjadi penanda kebangkitan Al Irsyad untuk bersama-sama komponen bangsa yang lain mewujudkan Indonesia maju dan bermartabat. Untuk mencapai cita-cita itu, kita perlu menyadari bahwa manusia merupakan mahluk spiritual. Sebagai manusia spiritual, maka Tauhid merupakan bagian utama dari keseluruhan bagian diri manusia. Tauhid harus menjadi spiritualitas kehidupan manusia. Sebagai spiritualitas ia merupakan pengalaman bermakna (meaning), bernilai (value), dan bertujuan (purpose) dalam kehidupan. Dengan pemahaman tersebut, maka Tauhid harus mampu membebaskan manusia dari segala ketergantungan, menentang segala bentuk ketidakadilan dan diskriminasi dalam segala bidang,
Nilai-nilai tersebut kemudian dielaborasi dalam konsepsi pendidikan, karena kita menyadari sejak awal didirikan Al Irsyad berfokus pada amal usaha pendidikan. Melalui pendidikan, Al Irsyad akan berupaya mendidik kader-kader bangsa terbaik, demi mempersiapkan Indonesia maju dengan berpedoman pada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia serta bercirikan nilai-nilai keislaman substantif. Hal itu dilakukan demi merawat kebhinekaan, mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal yang sejalan dengan keimanan manusia Indonesia, memperkuat akhlak dan kebermartabatan, dan menjadikan Indonesia sejajar dengan negara maju.
Dalam kesempatan ini kami juga ingin mendorong pemerintah dan seluruh organisasi keagamaan untuk bersama-sama melakukan Ijtihad Peradaban. Ijtihad peradaban tersebut dapat dijadikan sebagai panduan untuk merumuskan roadmap Indonesia Emas 2045, dengan menjadikan manusia sebagai pusat pengendali teknologi. Menjadikan teknologi dan inovasi sebagai sarana untuk meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan demi tercapainya kehidupan sosial, politik, ekonomi, hukum, kebudayaan yang lebih baik.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, Wakil Presiden Republik Indonesia hadir di forum ini, dan kami berharap Kyai Ma’ruf Amin dapat memberi saran dan masukkan bagi Al Irsyad untuk memperkokoh perannya di masyarakat.
Dan terakhir, warga Irsyadiyyin akan senantiasa berdoa memohon kepada Allah agar Kyai Ma’ruf, juga Bapak Presiden serta seluruh pemimpin di negeri ini, diberi kesehatan, kesempatan, dan kemampuan untuk memimpin bangsa ini menuju cita-citanya, menjadi bangsa dan umat yang berkemajuan, mampu membawa bangsa ini mencapai kesejahteran lahir maupun batin, dan mampu menegakkan keadilan di Republik yang kita cintai ini.(Marnoto)