PURWOKERTO - Ujian Akhir Semester baru saja usai. Unit Pendidikan Yayasan Qaryah Thayyibah Purwokerto, Sekolah QITA, mengakhiri semester gasal dengan menyelenggarakan Gelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan pentas Qita Show pada Sabtu (17/12). Kegiatan berlangsung di Pondok Duyung Hall dan Resto, kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas Jawa tengah.
Pentas Qita Show diisi oleh siswa-siswi SD QITA dan SMP QITA, serta komite sekolah dan perwakilan wali murid. Kepala SD QITA, Cecep Supriatno menjelaskan bahwa kegiatan ini mengambil tema "Wonderland Indonesia" dengan tujuan mengenalkan khazanah kebangsaan dan keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia.
"Siswa-siswi mempersembahkan penampilan yang beragam seperti tari daerah, lagu daerah, pengenalan budaya seperti permainan tradisional, dan pameran pakaian adat dari berbagai suku di Indonesia. Anak-anak dan para guru yang mengenakan pakaian adat dari berbagai provinsi. Harapan kami, anak-anak bisa belajar bagaimana bersikap toleransi di tengah keberagaman Indonesia," tambahnya.
Pentas dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian, dilanjutkan hafalan surat pendek dengan metode tilawati oleh kelas kecil. Selanjutnya, setiap kelas tampil sesuai nomer urut. Kelas 1 menampilkan Tari Kaulinan Urang Sunda, kelas 2 menampilkan Tari Ondhel-Ondhel, kelas 3 membawakan Tari Bungong Jeumpa, kelas 4 menampilkan Spirit of Papua, kelas 5 membawakan Tarian Indonesia Pusaka, dan kelas 6 mempersembahkan drama musikal berjudul "Ibu Pertiwi". Selain itu, ditampilkan juga Senam Pelajar Pancasila oleh kelas 1, 4 dan 7 yang menggunakan Kurikulum Merdeka. Kegiatan diakhiri dengan penampilan dari komite berserta perwakilan wali murid dan persembahan spesial untuk memperingati hari Ibu.
Kepala SMP QITA, Tofik Hidayat menambahkan bahwa selain kebudayaan Indonesia, siswa-siswi SMP QITA juga menyanyikan lagu berbahasa korea.
"Harapan kami, selain cinta dengan Indonesia, anak-anak juga bisa berwawasan internasional. Terlebih, di era yang modern seperti sekarang," jelasnya.(Marnoto)
