-->

Iklan

Mencari Solusi Problematika Perumda Tirta Satria

Marnoto
19 April 2024, 10.52.00 WIB Last Updated 2024-04-19T03:52:33Z
Mencari Solusi Problematika Perumda Tirta Satria (Fot. Istimewa)


PURWOKERTO - Permasalahan kebutuhan air baku yang dibutuhkan oleh Pdam Tirta Satria kedepan akan lebih sulit karena, kondisi kwalitas air Sungai Serayu saat ini sudah tidak seperti dahulu lagi. Hal itu disampaikan Edy Wahono sebagai pemerhati sungai dan lingkungan dalam acara Dialog Interaktif dengan tema Mencari Solusi Problematika Perumda Tirta Satria, Kamis malam (18/4/2024).

Dalam kegiatan tersebut dihadiri narasumber dari Dirut PDAM, Dirwas PDAM, Ketua Pansus, Ketua Komisi, Pengamat kebijakan publik, Tokoh muda, Praktisi hukum dan Pelanggan.

Edy Wahono mengatakan karena adanya penumpukan sedimentasi lumpur yang sudah mencapai 88 % lebih di bendung Sudirman Mrican Banjarnegara yang dikelola oleh PT Indonesia Power.
Flushing lumpur ke sungai dilakukan setidaknya 2 kali dalam satu minggu.
Setidaknya sudah dua kali Serayu mengalami keracunan dengan penurunan kwalitas air pada tahun 2014 berdampak pada kematian ribuan ikan dan pada tanggal 1 sampai tanggal 6 April 2022 Indonesia Power melakukan Flushing yang berdampak pada kematian jutaan ikan endemik sungai Serayu serta Lumpuhnya pasokan air baku Pdam karena kepekatan air mencapai 100 NTU. Selain itu penurunan kwalitas air baku dari sungai juga terpengaruh dengan limbah domestik termasuk sampah.

Untuk suplai air baku yang berasal dari Gunung Slamet di wilayah Baturaden tepatnya hulu Sungai Belot akan terkendala kedepan karena maraknya penggundulan hutan berupa alih fungsi hutan menjadi kehutanan sosial berdampak pada hilangnya daerah resapan air yang akan berakibat berkurang atau bahkan hilangnya mata air di gunung Slamet dan menurunnya kwalitas air.
Bila Hujan akan banjir dan membawa sedimen lumpur berakibat longsor dan pendangkalan di badan sungai, pada saat musim kemarau akan berkurang suplai airnya karena rusak dan matinya mata air.
Kebutuhan pasokan air baku berupa air permukaan Pdam Tirta Satria kedepan akan semakin berat dan susah diperoleh untuk memenuhi target kebutuhan pelayanan masyarakat akan air minum.

Pada saat Pdam Tirta Satria Kabupaten Banyumas mengalami kesulitan akan suplay air baku berupa air permukaan, muncul masalah baru, hulu sungai Banjaran dan sungai Logawa pada ketinggian 1.500 mdpl desa Kali Salak Kecamatan Kedung Banteng Kabupaten Banyumas.
Mata air di lokasi tersebut akan digunakan oleh PDAM Kabupaten Pemalang, berbalut dengan tameng Proyek Nasional.
Hal ini sangat disesalkan karena saat Kabupaten Banyumas sedang kebingungan dengan permasalahan kebutuhan air baku.

Diharapkan Kabupaten Pemalang segera melakukan sosialisasi secara khusus di fasilitasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak dengan  melibatkan unsur terkait kepentingan penggunaan air baku untuk bersama menghitung Neraca air sehingga dapat di ketahui jumlah penggunaan air serta menghitung proyeksi air dimasa datang.

Menanggapi beberapa keluhan dari pelanggan sangat diharapkan Pdam Tirta satria mengedepankan Kwalitas pasokan air serta kontinyuitas dan kuantitas.
Mentaati seluruh aturan lingkungan terkhusus Peraturan menteri Kesehatan nomer 2 tahun 2023 tentang peraturan pelaksanaan Peraturan pemerintah nomer 6 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.

Kedepan diharapkan Pdam Tirta Satria menjadi percontohan terbaik dalam pelayanan pada masyarakat.(Mar)
Komentar

Tampilkan

Terkini

close
close